Jumat, 13 Juli 2012

BAHAYA HIV AIDS


Pengertian Pergaulan Bebas (Free Sex)

Sex bebas adalah hubungan sexual yang di lakukan pra nikah (tanpa menikah) atau sebuah hubungan pergaulan yang sering berganti pasangan.
UPAYA PENGHAMBATAN AIDS/HIV
Untuk menghambat penyebaran HIV/AIDS agar tidak semakin menjalar di negeri ini, haruslah kita mengetahui apa yang menjadi penyebab utama penyebaran virus HIV diantaranya:

Mengatasi Perilaku Seks Bebas
Beberapa saat yang lalu, salah satu media lokal menurunkan sebuah berita tentang hasil penelitian yang cukup mengagetkan, yaitu penelitian tentang perilaku seks bebas di antara generasi muda. Penelitian tersebut mengungkap perilaku seks bebas generasi yang menamakan dirinya anak baru gede alias ABG. Data penelitian tersebut menunjukkan bahwa ternyata di kalangan remaja bangsa Indonesia, bangsa yang ber-Ketuhanan yang Maha Esa, 50 persen dari 474 remaja yang dijadikan sample penelitian, ternyata mengaku telah melakukan hubungan seks tanpa nikah. Yang lebih mengagetkan lagi karena ternyata 40 persen di antara mereka melakukan hubungan seks tersebut pertama kali justru dilakukan di rumah sendiri. Banyak komentar dan pertanyaan muncul seiring dengan terungkapnya fenomena sosial yang telah menjadi realitas sangat memprihatinkan. Ya, itulah kenyataan hidup yang harus diterima.
 Dari sekian banyak pertanyaan seputar masalah perilaku remaja yang dinilai menyimpang tersebut, ada dua pertanyaan mendasar yang perlu segera dijawab, yaitu apa penyebab perilaku seks bebas tersebut, dan bagaimana cara mengatasinya? Dua hal yang tidak bisa dibiarkan menggantung, melainkan harus didapatkan jawaban sekaligus solusi atas fenomena yang tidak sepantasnya dibiarkan.  * Penyebab Perilaku Seks Bebas.*
Menurut beberapa penelitian, cukup banyak faktor penyebab remaja melakukan perilaku seks bebas. Salah satu di antaranya adalah akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan. Apa yang ABG tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar.
Disyukuri memang karena ada kecenderungan dunia perfilman Indonesia mulai bangkit kembali, yang ditandai dengan munculnya beberapa film Indonesia yang laris di pasaran. Sebutlah misalnya, film Ada Apa Dengan Cinta, Eiffel I’m in Love, 30 Hari Mencari Cinta, serta Virgin. Tetapi rasa syukur itu seketika sirna seiring dengan munculnya dampak yang ditimbulkan dari film tersebut. Terutama terhadap penonton usia remaja.
Menurut hemat saya, film-film yang disebutkan tadi laris di pasaran bukan karena mutu pembuatan filmnya akan tetapi lebih karena film tersebut menjual kehidupan remaja, bahkan sangat mengeksploitasi kehidupan remaja. Film tersebut diminati oleh banyak remaja ABG bukan karena mutu cinematografinya, melainkan karena alur cerita film tersebut mengangkat sisi kehidupan percintaan remaja masa kini. Film tersebut diminati remaja ABG, karena banyak mempertontonkan adegan-adegan syur dengan membawa pesan-pesan gaya pacaran yang sangat berani dan secara terang-terangan melanggar norma sosial kemasyarakatan, apalagi norma agama.
Sebagai pendidik, saya sulit dan amat sulit memahami apa sesungguhnya misi yang ingin disampaikan oleh film tersebut terhadap penontonnya. Bukan saja karena tidak menggambarkan keadaan sebenarnya yang mayoritas remaja bangsa Indonesia, tetapi juga karena ia ditonton oleh anak-anak yang belum dapat memberi penilaian baik dan buruk. Mereka baru mampu mencontoh apa yang terhidang. Akibatnya, remaja mencontoh gaya pacaran yang mereka tonton di film. Akibatnya pacaran yang dibumbui dengan seks bebaspun akhirnya menjadi kebiasaan yang populer di kalangan remaja. Maka, muncullah patologi sosial seperti hasil penelitian di atas.
Hal kedua yang menjadi penyebab seks bebas di kalangan remaja adalah faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan pergaulan. Lingkungan keluarga yang dimaksud adalah cukup tidaknya pendidikan agama yang diberikan orangtua terhadap anaknya. Cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang anak dari keluarganya. Cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak dari orangtuanya, dan lain sebagainya yang menjadi hak anak dari orangtuanya. Jika tidak, maka anak akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan serta di tempat-tempat yang tidak mendidik mereka. Anak akan dibesarkan di lingkungan yang tidak sehat bagi pertumbuhan jiwanya. Anak akan tumbuh di lingkungan pergaulan bebas.
Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih mengarah kepada hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah “Anak Gaul”. Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong di kafe, mondar-mandir di mal, memahami istilah bokul, gaya fun, berpakaian serba sempit dan ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan mempertontonkan bagian tubuhnya yang seksi.
Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal yang disebutkan tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan kampungan. Akibatnya, remaja anak gaul inilah yang biasanya menjadi korban dari pergaulan bebas, di antaranya terjebak dalam perilaku seks bebas.
Melihat fenomena ini, apa yang harus kita lakukan dalam upaya menyelamatkan generasi muda? Ada beberapa solusi, di antaranya:
Pertama, membuat regulasi yang dapat melindungi anak-anak dari tontonan yang tidak mendidik. Perlu dibuat aturan perfilman yang memihak kepada pembinaan moral bangsa. Oleh karena itu Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) harus segera disahkan.
Kedua, orangtua sebagai penanggung jawab utama terhadap kemuliaan perilaku anak, harus menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dalam keluarganya. Kondisi rumah tangga harus dibenahi sedemikian rupa supaya anak betah dan kerasan di rumah.
Berikut petunjuk-petunjuk praktis yang diberikan Stanley Coopersmith (peneliti pendidikan anak), kepada orangtua dalam mendidik dan membina anak. Pertama, kembangkan komunikasi dengan anak yang bersifat suportif. Komunikasi ini ditandai lima kualitas; openness, empathy, supportiveness, positivenes, dan equality. Kedua, tunjukkanlah penghargaan secara terbuka. Hindari kritik. Jika terpaksa, kritik itu harus disampaikan tanpa mempermalukan anak dan harus ditunjang dengan argumentasi yang masuk akal.
Ketiga, latihlah anak-anak untuk mengekspresikan dirinya. Orangtua harus membiasakan diri bernegosiasi dengan anak-anaknya tentang ekspektasi perilaku dari kedua belah pihak. Keempat, ketahuilah bahwa walaupun saran-saran di sini berkenaan dengan pengembangan harga diri, semuanya mempunyai kaitan erat dengan pengembangan intelektual. Proses belajar biasa efektif dalam lingkungan yang mengembangkan harga diri. Intinya, hanya apabila harga diri anak-anak dihargai, potensi intelektual dan kemandirian mereka dapat dikembangkan.
Selain petunjuk yang diberikan Stanley di atas, keteladanan orangtua juga merupakan faktor penting dalam menyelamatkan moral anak. Orangtua yang gagal memberikan teladan yang baik kepada anaknya, umumnya akan menjumpai anaknya dalam kemerosotan moral dalam berperilaku.
Melihat fenomena ini, sepertinya misi menyelamatkan moral serta memperbaiki perilaku generasi muda harus segera dilakukan dan misi ini menjadi tanggung jawab bersama, tanggung jawab dari seluruh elemen bangsa. Jika misi ini ditunda, maka semakin banyak generasi muda yang menjadi korban dan tidak menutup kemungkinan kita akan kehilangan generasi penerus bangsa.

CARA MENGATASI SEX BEBAS
PENDIDIKAN SEKS
Banyak sekali perbedaan persepsi mengenai pendidikan seks. Perbedaan persepsi ini berimplikasi pada masalahperlu dan tidaknya pendidikan seks diberikan kepada remaja. Sementara dinamika persoalan seputar seksualitas disekeliling kita sudah sedemikian hebat, perlu dan tidaknya remaja mendapat pendidikan seks masih menjadi bahan perdebatan.
  1. Apakah pendidikan seks itu ?Pendidikan seks merupakan sebuah diskusi yang realistis, jujur, dan terbuka; bukan merupakan dikte moral belaka. Dalam pendidikan seks diberikan pengetahuan yang faktual, menempatkan seks pada perspektif yang tepat, berhubungan dengan self-esteem (rasa penghargaan terhadap diri), penanaman rasa percaya diri dan difokuskan pada peningkatan kemampuan dalam mengambil keputusan. Dalam pengambilan keputusan hal hal yang perlu diperhatikan adalah mengetahui informasi, mempertimbangkannya, mengambil keputusan, dan ketrampilan mengkomunikasikan. Ada 6 prinsip dasar yang harus termuat dalam pendidikan seks, antara lain; Perkembangan manusia; anatomi, reproduksi dan fisiologi.Hubungan antar manusia; keluarga, teman, pacaran, dan perkawinan.Kemampuan personal; nilai, pengambilan keputusan, komunikasi, dan negosiasi.Perilaku seksual; abstinence (puasa seks) dan perilaku seks lain.Kesehatan seksual, meliputi: kontrasepsi, pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS), AIDS, aborsi, dan kekerasan seksual.
    Budaya dan masyarakat; peran gender, seksualitas dan agama. Dengan adanya pendidikan seks bagi remaja, diharapkan remaja dapat menempatkan seks papa perspektif yang tepat, dan mencoba mengubah anggapan negatif tentang seks.
  2. Apakah arti seks, seksual, seksualitas dan hubungan seks itu?Menurut kamus Bahasa Indonesia, kata seks mempunyai arti jenis kelamin, sesuatu yang dapat dilihat dan ditunjuk. Jenis kelamin ini memberi kita pengetahuan tentang suatu sifat atau ciri yang membedakan laki-laki dan perempuan. Sedangkan seksual berarti yang ada hubungannya dengan seks atau yang muncul dari seks, misalnya pelecehan seksual yaitu menunjuk kepada jenis kelamin yang dilecehkan. Istilah seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas. Diantaranya adalah dimensi biologis, psikologis, sosial, perilaku, dan kultural. Dilihat dari dimensi biologis, seksualitas berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin. Termasuk didalamnya adalah bagaimana menjaga kesehatan, memfungsikan dengan optimal secara biologis; sebagai alat reproduksi, alat rekreasi dan dorongan seksual. Dari dimensi psikologis, seksualitas berhubungan erat dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai mahluk seksual, identitas peran jenis, dan perasaan terhadap seksualitas sendiri. Dimensi sosial menyorot kepada bagaimana seksualitas muncul dalam relasi antar manusia, bagaimana lingkungan berpengaruh dalam pembentukan pandangan mengenai seksualitas dan pada akhirnya perilaku seks kita. Dimensi perilaku menunjukkan bagaimana seksualitas itu diterjemahkan menjadi perilaku seksual. Perilaku seksual merupakan segala bentuk perilaku yang muncul berkaitan dengan dorongan seksual. Dimensi kultural menunjukkan bagaimana perilaku seks menjadi bagian dari budaya yang ada di masyarakat. Dan istilah seks mempunyai arti hubungan kelamin sebagai salah satu bentuk kegiatan penyaluran dorongan seksualnya.
  3. Bagaimana jika pendidikan seks diberikan kepada remaja ?Kebanyakan orang tua beranggapan bahwa pendidikan seks hanya berisi tentang pemberian informasi alat kelamin dan berbagai macam posisi dalam berhubungan seks. Hal ini tentunya membuat orang tua merasa khawatir, apabila dengan pemberian informasi tersebut justru remaja cenderung untuk mencobanya. Untuk itu perlu diluruskan kembali pengertian tentang pendidikan seks. Pendidikan seks berusaha untuk menempatkan seks pada perspektif yang tepat dan mengubah anggapan negatif tentang seks.
  4. Apakah remaja perlu pendidikan seks ?Tentu saja, karena remaja yang sedang mengalami masa pubertas mempunyai dorongan atau keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan mulai timbul rasa ketertarikan pada lawan jenisnya. Mereka berusaha mencari tahu tentang hal itu. Mereka bingung harus bertanya kepada siapa, apakah kepada teman atau bahkan kepada orang tuanya sendiri. Di pihak lain, arus informasi memberikan tawaran yang mengarah ke permasalahan seksual yang vulgar. Pada kenyataannya, banyak media massa justru cenderung menjerumuskan remaja. Maka dalam hal ini pendidikan seks diperlukan untuk menjembatani antara rasa keingintahuan remaja tentang hal itu dan berbagai tawaran informasi yang vulgar, dengan cara pemberian informasi tentang seksualitas yang benar, jujur, lengkap, dan disesuaikan dengan kematangan usianya..
  5. Apakah pendidikan seks dapat mencegah remaja untuk tidak melakukan perilaku seks tertentu, misalnya hubungan seks ?Dengan adanya pengetahuan atau informasi aktual yang benar dan utuh serta perilaku yang bertanggung jawab, misalnya risiko hamil, maka remaja akan berpikir dua kali untuk melakukannya yang cenderung yang bersikap coba-coba itu. Remaja akan terbantu dalam mengambil keputusan yang bertanggung jawab.
  6. Mengapa pendidikan seks sering dipandang tidak sesuai dengan ajaran agama dan nilai-nilai ketimuran?Sebenarnya pendidikan seksual bermaksud memberikan pengetahuan dan pandangan yang seluas-luasnya dari berbagai sudut pandang serta memberikan informasi yang benar dan faktual kepada remaja mengenai seksualitas, sehingga remaja memiliki pengetahuan tentang seksualitas secara lengkap. Remaja diajak berdiskusi mengenai pilihan-pilihan perilakunya berdasarkan pengetahuan yang didapat mengenai perilaku tersebut, risikonya, nilai agama yang dianut, nilai keluarga, dll. Sehingga keputusan yang diambil remaja lebih pada pemikiran yang mantap, matang dan bukan karena keharusan ataupun tekanan. Perlu adanya pengakuan terhadap adanya norma pribadi yang berbeda-beda pada setiap orang terlepas dari nilai dan norma yang ada pada agama dan masyarakat. Kita juga memberikan pendampingan pada remaja untuk pengambilan keputusan dan tidak meninggalkan remaja begitu saja setelah mereka mendapat pendidikan seks. Jadi kalau ada pendapat bahwa pendidikan seks itu tidak sesuai dengan ajaran agama dan nilai-nilai ketimuran, itu lebih disebabkan karena perbedaan persepsi tentang pendidikan seks itu sendiri.
  7. Mengapa masyarakat pada umumnya masih menganggap tabu untuk membicarakan masalah seksualitas ?Ada banyak faktor yang membuat masyarakat tabu membicarakan hal-hal yang menyangkut seksualitas, antara lain : faktor budaya yang melarang pembicaraan mengenai seksualitas di depan umum, karena dianggap sebagai sesuatu yang porno dan sifatnya sangat pribadi sehingga tidak boleh diungkapkan kepada orang lain. pengertian seksualitas yang ada di masyarakat masih sangat sempit, pembicaraan tentang seksualitas seolah-olah hanya diartikan kepada hubungan seks. Padahal secara harafiah seks artinya jenis kelamin, sama sekali tidak porno karena setiap orang tentu memiliki alat kelamin. Seksualitas sendiri artinya segala hal yang berhubungan dengan jenis kelamin, termasuk bagaimana cara kerjanya dan cara merawat kesehatannya agar tetap dapat berfungsi dengan baik.
  8. Apakah setiap orang butuh pendidikan seksualitas ?Setiap mahluk hidup memiliki naluri seksualitas sendiri-sendiri, begitu juga dengan manusia. Kita semua memiliki dimensi seksualitas, hanya saja kadang-kadang kita tidak menyadarinya. Pendidikan seksual akan memberikan bekal pengetahuan pada seseorang agar lebih memahami dirinya sendiri, sehingga mampu menjaga kesehatannya dengan lebih baik, dan mengambil keputusan yang terbaik untuk hal-hal yang berkaitan dengan seksualitasnya.
  9. Perlukah dibuat kurikulum pendidikan seksualitas untuk orang tua dan remaja ? Akan lebih baik jika pendidikan seksualitas diintegerasikan dalam kurikulum. Sebab kenyataannya, tanpa disadari setiap orang perlu memahami segi seksualitasnya. Bagi orang tua, pendidikan seksualitas sangat perlu karena jika orang tua sendiri kurang memahami pengetahuan mengenai seksualitas maka ia tidak dapat menjelaskan atau tidak tahu bagaimana cara mengkomunikasikan kepada anak-anaknya. Sedangkan remaja memerlukan informasi yang tepat tentang seksualitas karena mereka memerlukan informasi yang tepat tentang seksualitas, agar remaja mampu mengambil keputusan yang berkaitan dengan seksualitas.
  10. Kapan saat yang tepat untuk memberikan pendidikan seksualitas bagi anak dan remaja ?Bisa dimulai sejak dini dengan selalu menjaga kebersihan alat kelaminnya, menanamkan kesadaran jenis kelaminnya dan perbedaan dengan lawan jenisnya. Sejak usia dini diusahakan untuk memberikan informasi yang benar mengenai seksualitas. Pada usia 6 sampai 12 tahun dapat diberikan penjelasan tentang terjadinya proses pembuahan ovum oleh sperma, membentuk pandangan anak tentang seksualitas, menjelaskan perbedaan seksual laki-laki dan perempuan dengan bahasa dan nama yang tepat dalam menunjuk anggota tubuhnya, mengenal dan menghargai seluruh anggota tubuh termasuk organ reproduksi, mengerti tentang keluarga, tujuan dan kewajibannya supaya menjadi anggota keluarga yang baik dengan mengikutsertakan rasa setia, kasih sayang, cinta, dan rasa saling menghormati. Pendidikan seksualitas sebaiknya disesuaikan dengan tahap perkembangan usia. Saat remaja, pendidikan seksualitas lebih ditekankan pada perubahan yang terjadi selama masa remaja sebagai akibat telah aktifnya hormon seksual, perbedaan yang dialami oleh laki-laki dan perempuan, perbedaan percepatan perkembangan dan pertumbuhan satu dengan lainnya, bagaimana mencapai kematangan seksual, dan pemilihan perilaku seksual (Laycock, S. R., 1979).
  11. Bagaimana cara memberikan pendidikan seksualitas yang efektif, tepat sasaran, dan tidak terkesan porno ?Seringkali saat kita berbicara tentang seksualitas akan terkesan vulgar dan porno, hal itu dikarenakan kita tidak terbiasa membicarakannya. Sejak lama orang menganggap tabu membicarakan masalah seksual. Namun kita harus bisa menyadarkan bahwa pembicaraan tentang seksualitas yang dikatakan “vulgar” itu adalah sesuatu yang bersifat ilmiah dan perlu diketahui semua orang sebagai ilmu pengetahuan. Jika pengertian tersebut sudah bisa dipahami maka anggapan porno itu akan hilang dengan sendirinya. Kita sebaiknya tidak membicarakan masalah seksualitas di sembarang tempat, tetapi harus tahu waktu dan saat yang tepat, sehingga akan dihargai oleh orang yang mendengar.Pendidikan seksualitas yang efektif dan tepat sasaran dapat diberikan dengan cara sebagai berikut : Bersikap jujur, realistis, terbuka terhadap masalah seksualitas. Memberikan informasi yang factual dan dapat dipercaya.
    Informasi yang diberikan harus disesuaikan dengan usia dan perkembangan anak. Mendukung penentuan nilai pribadi mereka tentang seks dengan mempertimbangkan nilai dan norma di sekitarnya serta berperilaku seks yang sehat termasuk untuk tidak melakukan hubungan seksual sama sekali.
  12. Hal-hal apa yang patut diberikan pada remaja dalam rangka pendidikan seksualitasnya ?Hal-hal yang dapat diberikan untuk pendidikan seksualitas bagi remaja dapat disesuaikan dengan kebutuhan subyektif dan kebutuhan obyektif.
    Disesuaikan dengan kebutuhan subyektif, maksudnya tergantung kepada kebutuhan remaja itu sendiri, sejauh mana yang ingin diketahuinya tentang seksualitas. Kita hanya perlu menyesuaikan cara penyampaiannya kepada remaja yang bersangkutan. Disesuaikan dengan kebutuhan obyektif, maksudnya remaja itu sendiri mungkin tidak membutuhkan, tetapi demi penguasaan pengetahuan si remaja terhadap perkembangan tubuhnya. Hal ini juga disesuaikan dengan tahap perkembangannya.
  13. Bagaimana sebaiknya peran remaja dalam pendidikan seks ?Remaja dapat berperan aktif sebagai pendidik sebaya (peer educator) yang membantu menyebarkan informasi tentang pengetahuan seksualitas yang benar kepada teman-temannya atau berperan sebagai partisipan yang mendukung pendidikan seksualitas dengan cara menjadi sumber informasi tentang kebutuhan remaja, apa yang diinginkan, bagaimana pandangan mereka tentang pendidikan seksualitas, aktif dalam kegiatan dan lain-lain.
  14. Apa yang diperjuangkan dalam memberikan pendidikan seksualitas ?Misinya adalah remaja yang bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksinya (baik sehat fisik, psikis dan sosial). Sehat secara fisik maksudnya tidak menimbulkan kehamilan yang tidak diinginkan, tidak tertular penyakit menular seksual, tidak merusak kesehatan fisik diri sendiri maupun orang lain. Sehat secara psikis misalnya tidak merasa tertekan atau terpaksa, tidak menghambat kepribadian.
    Sehat secara sosial artinya mampu menyesuaikan dan mempertimbangkan nilai-nilai sosial di sekitar (agama, budaya, lingkungan) yang berkaitan dengan masalah reproduksi. Pendidikan seksualitas mengarahkan bagi yang belum aktif secara seksual dengan maksud untuk menunda, memikirkan dan mempertimbangkan kembali sebelum memutuskan untuk berperilakku seksual aktif.Bagi yang sudah aktif secara seksual diarahkan agar melakukan aktivitas seksual yang aman, yaitu: Setia dengan mitra tunggal.
    Gunakan kondom setiap melakukan hubungan seksual. (Rahman, A., Hirmaningsih, 1997).
  15. Apakah ceramah dapat membuat orang mengerti tentang pendidikan seksualitas dan apa letak tuntunan moralnya?Ceramah merupakan salah satu cara guna menyebarkan informasi tentang pendidikan seksual dan hanya memberikan aspek pengetahuan kepada masyarakat. Untuk menunjuk pada perubahan perilaku, kita harus melakukan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung seperti : konseling, siaran radio, rubrik di koran, forum diskusi, dan debat remaja dengan mengundang pakar dalam bidang tertentu yang berkaitan, kampanye melalui pengembangan media cetak, pelatihan seksualitas dan pendampingan untuk remaja. Tuntunan moral yang diberikan bisa berupa pertimbangan dari berbagai sudut pandang, baik secara agama, nilai masyarakat, dan pilihan-pilihan yang lain. Kita tidak memusatkan perhatian pada penilaian benar dan salah, tetapi memberikan informasi yang dapat dijadikan pertimbangan seseorang dalam mengambil keputusan sehingga ia dapat mempertanggungjawabkan perilaku dan risikonya. Remaja diajak untuk mempertimbangkan berbagai hal yang terkait dalam menentukan segala tindakan yang akan dilakukannya, yaitu hal-hal yang bersifat: fisik (misalnya tidak membahayakan kesehatan fisik, tidak menimbulkan penyakit), psikis (misalnya tidak menimbulkan perasaan tertekan, tidak menghambat kepribadian) sosial dan agama (misalnya tidak bertentangan dengan norma dan agama yang dianut) Remaja diajak berpikir untuk menentukan pilihannya dan bukan berdasarkan atas dogma semata-mata, tetapi juga karena kesadaran dan mampu mempertanggungjawabkan keputusannya. Pendidikan seksual yang diberikan berdasarkan pada penghormatan terhadap hak asasi manusia dan tidak bersifat diskriminatif (membeda-bedakan perlakuan).
  16. Bagaimana cara mengatasi adanya dorongan-dorongan seks yang kadang muncul secara tiba-tiba, padahal remaja belum menikah ?Dorongan seksual seseorang dipengaruhi oleh hormon-hormon seksual yang telah berfungsi, yaitu hormon testosteron untuk laki-laki sedangkan untuk perempuan adalah hormon progesteron dan estrogen. Bentuk penyaluran dorongan seks dibedakan menjadi 2, yaitu : tidak disalurkan sama sekali, dan disalurkan Dorongan seks yang tidak disalurkan maksudnya dengan cara mengalihkan pikiran, atau melakukan kegiatan-kegiatan lain di luar aktivitas seksual. Sedangkan dorongan seks yang disalurkan maksudnya adalah, bentuk penyalurannya bias melalui masturbasi atau berhubungan seks dengan pasangannya.
  17. Mengapa pada usia remaja dorongan seks meningkat, dan bagaimana cara mengurangi gairah seks yang meningkat ?Seorang remaja yang mengalami masa pubertas berarti sedang mengalami pertumbuhan fisik dan pematangan fungsi seksual. Pertumbuhan ini juga dipengaruhi oleh hormon-hormon seksual yang telah berfungsi yaitu testosteron pada laki-laki, dan progesteron serta estrogen pada perempuan. Hormon-hormon ini jugalah yang berpengaruh terhadap dorongan seksual. Saat masa pubertas ini, seseorang mulai merasakan peningkatan dorongan seksualnya. Ada beberapa alternattif untuk mengurangi gairah seks yang menggebu-gebu, yaitu menghindari bacaan atau gambar-gambar porno atau erotis, mencari kegiatan positif untuk mengisi waktu luang, mengembangkan diri serta menyalurkan energi psikis kepada hal-hal yang positif dan produktif seperti olahraga atau menyalurkan bakat seni.
  18. Bagaimana jika ingin mendapatkan pengetahuan tentang seks itu ?Pertama-tama yang perlu kita pahami adalah, bahwa berbicara tentang masalah seks bukanlah sesuatu yang kotor atau tidak pantas dibicarakan. Hal ini disebabkan karena pengertian seks dikonotasikan dengan hubungan kelamin, sehingga masih dianggap tabu dan dianggap sebagai konsumsi orang dewasa saja, sedangkan remaja atau siapapun yang belum menikah tidak boleh membicarakannya.
    Kita bisa mencari informasi dan pengetahuan mengenai seks melalui buku-buku; pengetahuan tentang seks yang lengkap dan benar; rubrik konsultasi yang diasuh oleh lembaga-lembaga atau orang-orang yang kredibilitasnya dapat dipertanggungjawabkan; siaran-siaran radio; pusat-pusat konsultasi remaja; guru; kakak atau orangtua yang dianggap tahu.
  19. Apakah yang dimaksud dengan free sex itu ?Istilah free sex sebenarnya tidak ada. Yang ada ialah pergaulan bebas.Banyak orang melakukan hubungan bebas karena dipengaruhi berbagai hal, misalnya faktor dari dalam keluarga sendiri (seperti cari sensasi, kecewa, atau frustrasi); juga karena pengaruh lingkungan, media massa atau kebudayaan; atau hanya sekadar mode atau trend yang ada di kalangan remaja itu sendiri.
  20. Mengapa pada masa sekarang ini banyak remaja yang tidak dapat mengontrol diri dari pengaruh lingkungan yang negatif ?Pada masa remaja, seorang anak akan menjauh dari orangtuanya dan lebih dekat dengan teman sebayanya, sehingga pengaruh teman sebaya ini sangat kuat dalam menentukan perilaku yang dipilih oleh remaja. Masa remaja juga merupakan masa pencarian identitas diri dan membina sosialisasi, sehingga jika teman-temannya “mejeng” di mal kemungkinan besar perilaku ini akan diikuti oleh remaja lainnya agar dianggap mengikuti mode yang berlaku, sebagai saran sosialisasi dengan teman-teman sebaya dan memperluas pergaulan. Tetapi selain hal-hal yang positif, “ngeceng” di mal juga dapat menimbulkan hal yang negatif, seperti pola hidup konsumtif pada remaja. Jika waktu yang diluangkan untuk pergi ke mal terlalu banyak, tentu akan dapat mengganggu aktivitas lain mungkin lebih berguna. Remaja cenderung lebih mengikuti kata-kata teman sebayanya daripada kata-kata orangtua dan norma agama, sehingga kontrol dirinya menjadi berkurang. Apa yang dikatakan oleh teman-temannya langsung diikuti walaupun belum tentu benar. Penyebab kurangnya kontrol diri pada remaja antara lain: kurang percaya diri; kurangnya ketrampilan berkomunikasi (misalnya: kesulitan menolak ajakan teman); tidak bisa bersikap tegas; keagamaan yang kurang terinternalisasi; serta rendahnya kemampuan dalam mengambil keputusan. Saat anak memasuki usia remaja, dukungan dan kedekatan dengan keluarga sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
  21. Bagaimana cara mengefektifkan kontrol sosial dalam perilaku bebas seperti yang banyak terjadi akhir-akhir ini?Ada beberapa hal dalam diri remaja yang mempengaruhi kepribadiannya, yaitu kepercayaan diri, ketrampilan berkomunikasi, dan kemampuan mengambil keputusan. Hal-hal dalam diri remaja juga dipengaruhi oleh lingkungan, seperti pola asuh dalam keluarga, norma yang ada di dalam masyarakat, dan pendidikan yang mengajak remaja untuk berpikir. Untuk mengaktifkan kontrol sosial tentu saja dibutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, seperti orangtua, guru, masyarakat dan remaja itu sendiri. Semua pihak harus ikut berperan serta, karena antara satu pihak dan lainnya saling berkait dalam pembentukan perilaku remaja.

Tips & Cara Mencegah / Mengatasi Ejakulasi Dini / Ejakulasi Prematur Pada Pria - Problem Seks / Sex / Seksologi

Dari Arti, definisi dan pengertian ejakulasi dini atau yang disebut juga dengan ejakulasi prematur adalah suatu masalah suami istri di mana dalam berhubungan seks laki-laki keluar atau orgasme lebih dahulu daripada wanita. Hal ini dapat menimbulkan masalah karena yang perempuan tidak mendapatkan puncak kenikmatan. Waktu tidak menjadi masalah walaupun isteri anda keluar dalam tempo 10 detik dan anda pada 15 detik. Intinya adalah konsep lady first harus diutamakan.
Terkadang masalah ini tidak dipahami dan disadari oleh para lelaki, sehingga dapat berujung pada masalah rumah tangga di luar urusan ranjang. Dalam berhubungan suami istri kedua belah pihak harus sama-sama mendapatkan kepuasan. Pendidikan seks dasar haruslah diketahui dan dimengerti oleh kedua pihak, jangan sampai ada yang mau menang sendiri tanpa memikirkan pasangannya.
Langkah mengatasi dan mencegah jakulasi dini / ejakulasi prematur :
1. Arah pikiran dan konsentrasi.
Arahkan pikiran anda pada sesuatu yang tidak ada sangkut pautnya dengan sex saat berhubungan badan. Bisa juga sambil memikirkan yang anda tidak sukai. Hal ini akan mengurangi rangsangan yang diterima oleh suami.
2. Mengurangi sensitifitas pada penis.
Gunakan kondom, cream atau alat bantu seks lainnya yang dapat mengurangi rangsangan yang diterima oleh pihak pria. Kondom yang digunakan sebaiknya yang ukuran tebal agar dapat mengurangi rangsangan yang bakal diterima nanti.
3. Teknik cabut.
Ketika si laki-laki akan orgasme buru-buru dicabut tepat pada waktunya, jangan sampai sperma keluar semua. Tehnik ini diperlukan peran serta isteri agar dapat berhasil.
4. Posisi yang tepat.
Carilah posisi-posisi hubungan intim yang biasanya dapat anda nikmati dalam waktu yang lama. Pakailah posisi tersebut di awal permainan agar anda dapat tahan lama dan pasangan anda bisa orgasme atau keluar lebih dahulu.


Akibat Pergaulan Bebas

Kita mengenal arti kata pergaulan bebas.Pergaulan bebas adalah suatu tindakan dari para remaja yang sudah kelewat batas menggunakan kebebasannya demi kepentingan dan kepuasan dirinya.Mereka melakukan perbuatan yang mampu membuat dirinya merasa puas,bebas,dan merasa benar.Begitu banyak anak muda zaman sekarang yang menganut pergaulan bebas ini.Mereka terjerat dalam suatu ikatan yang mampu membuat perasaan anak ini merasa terpuaskan.
Dari banyak anak muda yang pernah terjerat dalam pergaulan ini merasa terpuaskan atas tindakan mereka.Meraka masuk dalam pergaulan ini dikarenakan kurangnya pendidikan dan kasih sayang dari orang tuanya dalam hidup mereka.Kadang seorang bapak atau ibu tidak memikirkan sama sekali kepentingan anaknya.Mereka sibuk dengan pekerjaanya sendiri dan anaknya terlupakan.
Dampak yang terjadi jika semua anak muda terjangkit pergaulan bebas memang menakutkan,masa depan bangsa akan hancur jika semua anak mudanya menganut pergaulan bebas.Banyak diantara mereka yang masuk dalam pergaulan ini,mereka merasa bahwa semua yang dilakukannya adalah benar.
Dampak yang lebih parah lagi adalah moral anak bangsa menjadi nol,mereka akan berpikiran layaknya orang barat yang sudah terbiasa dengan pergaulan bebas.Negara akan hancur bila generasi mudanya sudah menganut aliran bebas.

10 Penyakit akibat sex bebas


Hati-hati jika sering gonta-ganti pasangan seksual karena risiko tertular penyakit akan semakin besar. Centers for Diseases Control and Prevention di Atlanta pun menyebutkan ada 50 organisme yang bisa menular lewat seks. Ini dia 10 penyakit umum yang patut diwaspadai.
Jika setiap orang Amerika yang menderita penyakit-penyakit menular akibat hubungan seksual dipindahkan ke Kanada maka jumlah mereka akan lebih dari dua kali jumlah penduduk negara tetangga Amerika Serikat itu.
Kira-kira 40 juta orang Amerika telah tertular penyakit akibat hubungan seksual (Sexually Transmitted Diseases atau STD). Tiap tahun, kasus baru STD mencapai 12 juta, artinya, setiap hari ada 33.000 kasus baru.
“Ini epidemi (penyakit berjangkit cepat) yang sangat meresahkan,” kata Peggy Darke, ketua American Social Health Association di Research Triangle Park, North Carolinas seperti dikutip dari Epigee, Senin (26/10/2009).
Berikut ini 10 penyakit beberapa yang paling umum akibat sering gonta ganti pasangan:
1.    Herpes Genital
Hampir 31 juta orang Amerika, satu per enam jumlah penduduk Amerika-pernah menderita herpes genital. Herpes, yang disebabkan oleh virus herpes simplex tipe 2, adalah infeksi seumur hidup yang menyebabkan lecet-lecet pada alat kelamin yang biasanya datang dan pergi.
Ada pria yang tidak menunjukkan gejala apa pun, tetapi mereka tetap bisa menulari orang lain. Acydovir (Zovirox), sebuah obat yang diresepkan, dapat meringankan gejala-gejalanya, tetapi tidak menyembuhkan. Lecet-lecet karena herpes tersebut bisa meningkatkan risiko tertular AIDS melalui luka di darah
2.    Sifilis (Penyakit Raja Singa)
Juga dikenal dengan nama Great Imitator karena gejala-gejala awalnya mirip dengan gejala-gejala sejumlah penyakit lain. Sifilis sering dimulai dengan lecetyang tidak terasa sakit pada penis atau bagian kemaluan lain dan berkembang dalam tiga tahap yang dapat berlangsung lebih dari 30 tahun.
Secara umum, penyakit ini dapat membuat orang yang telah berumur sangat menderita, karena dapat mengundang penyakit jantung, kerusakan otak, dan kebutaan. Apabila tidak diobati, penyakit ini juga dapat menyebabkan kematian. Kira-kira 120.000orang di AS tertular sifilis tiap tahun.
3.    Gonore (Kencing Nanah)
Penyakit ini telah dikenal sejak dahulu, menyerang sekitar 1,5 juta orang Amerika, baik pria maupun wanita, setiap tahun. Meskipun sering tanpa gejala, infeksi bakteri ini dapat menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil dan mengeluarkan nanah setelah dua hingga sepuluh hari. Kalau tidak diobati, penyakit ini dapat berkembang menjadi artritis, lepuh-lepuh pada kulit, dan infeksi pada jantung atau otak. Gonore dapat disembuhkan dengan antibiotika.
4.    Klamidia
Kondisi ini mempunyai gejala mirip gonore, walaupun bisa juga muncul tanpa gejala. Di Amerika, klamidia termasuk penyakit yang paling mudah diobati, tetapi mudah juga menginfeksi, yaitu sekitar 4 juta orang setiap tahun. Penyakit ini dapat menyebabkan artritis parah dan kemandulan pada pria. Seperti sifilis dan gonore, penderitanya dapat disembuhkan dengan antibiotika.
5.    Jengger Ayam atau Kutil di kelamin (Genital wart)
Di Amerika, kasus kutil pada alat kelamin ini mencapai 1 juta setiap tahunnya. STD ini disebabkan oleh sejenis virus papiloma, yang terkait dengan kanker penis serta anus. Obatnya tidak ada, walaupun kutil yang terjadi dapat dihilangkan melalui operasi atau dibakar, atau dibekukan. Akan tetapi setelah itu gejala yang sama dapat datang kembali.
6.    Hepatitis B
Penyakit ini dapat berlanjut ke sirosis hati atau kanker hati. Setiap tahun kasus yang dilaporkan mencapai 200.000, walaupun ini satu-satunya STD yang dapat dicegah melalui vaksinasi.
7.    Kanker prostate
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Karin Rosenblatt dari University of Illinois, diketahui bahwa dari 753 pria yang disurvei, terdapat hubungan antara kanker prostat dan banyaknya berhubungan seksual dengan beberapa orang. Pria yang sering melakukan seks dengan banyak wanita berisiko 2 kali lipat terkena kanker prostat.
8.    Kanker Serviks (leher rahim)
Hampir 95 persen kanker serviks disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV), dan 33 persen wanita dilaporkan punya virus tersebut,yang menyebabkan adanya sakit di leher rahim. Virus ini bisa menular lewat hubungan seksual, dan laki-laki pun bisa tertular oleh virus ini.
9.    HIV/AIDS
Pertama kali ditemukan pada tahun 1984. AIDS adalah penyakit penyebab kematian ke-6 di dunia, baik bagi wanita maupun pria. Virusyang menyerang kekebalan tubuh ini bisa menular melalui darah dan sperma pada saat berhubungan seksual. Hingga kini vaksinnya masih dikembangkan namun belum terbukti ampuh mencegah penularannya.
10. Trichomoniasis
Bisa menyebabkan daerah di sekitar vagina menjadi berbuih atau berbusa. Ada juga yang tidak mengalami gejala apapun. Penyakit ini bisa menyebabkan bayi terlahir prematur jika sang ibu menderita penyakit ini saat hamil.
Sangat penting mengetahui bahwa hubungan seksual bukan hanya sekedar hubungan intim. Kontak seksual seperti ciuman, oral seks dan penggunaan alat bantu seks seperti vibrator juga berisiko menularkan virus.
Satu-satunya cara untuk mencegah penyebaran dan tidak mendapatkan penyakit itu adalah dengan berhubungan seks dengan satu pasangan. Penggunaan kondom memang bisa mencegah penyakit HIV dan gonorrhea, tapi kurang efektif mencegah herpes, trichomoniasis, chlamydia dan HPV.