Manajemen
pemasaran
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Manajemen
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan perusahaannya, berkembang, dan mendapatkan laba.
Proses pemasaran itu dimulai
jauh sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak
berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus
juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika
menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang
lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982).
Secara definisi, Manajemen Pemasaran
adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju
dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 1980).
Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran
merupakan faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya
cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini
disebut "Konsep Pemasaran".
Konsep pemasaran
Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan
memberikan kepuasan terhadap keinginan dan berorientasi kepada kebutuhan
konsumen. Hal ini secara asasi berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu yang
berorientasi pada produk, dan penjualan.
Secara definitif dapatlah dikatakan bahwa: Konsep
Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan
kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup
perusahaan (Stanton, 1978).
Tiga unsur konsep pemasaran:
- Orientasi pada Konsumen
- Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
- Kepuasan Konsumen
1.
Segmentasi
pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki
kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan
produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga dapat
diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di
pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar.
a.
Faktor
penetapan
Dalam penetapan segmentasi pasar,
terdapat beberapa hal yang menjadi dasarnya yaitu:
Dasar–dasar segmentasi pasar pada
pasar konsumen
- Variabel geografi
- Variabel demografi
Variabel tersebut, antara lain:
umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan, pendidikan, dll.
- Variabel psikologis
Variabel tersebut, antara lain:
kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.
Variabel tersebut, antara lain:
manfaat yang dicari, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan dan
sikap pada produk.
Dasar–dasar segmentasi pada pasar
industri
- Tahap 1, yaitu menetapkan segmentasi makro, yakni pasar pemakai akhir, lokasi geografis, dan banyaknya langganan.
- Tahap 2, yaitu sikap terhadap penjual, ciri–ciri kepribadian, kualitas produk, dan pelanggan.
b.
Syarat
Ada beberapa syarat segmentasi yang
efektif, yaitu:
- Dapat diukur
- Dapat dicapai
- Cukup besar atau cukup menguntungkan
- Dapat dibedakan
- Dapat dilaksanakan
c.
Tingkat
Pembelian mempunyai kebutuhan dan
keinginan yang unik. Setiap pembeli, berpotensi menjadi pasar yang terpisah.
Oleh karena itu segmentasi pasar dapat dibangun pada beberapa tingkat yang
berbeda.
- Pemasaran massal
Pemasaran massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal untuk produk yang sama dalam cara yang hampir sama
keseluruh konsumen.
- Pemasaran segmen
Pemasaran segmen menyadari bahwa
pembeli berbeda dalam kebutuhan, persepsi, dan perilaku pembelian.
- Pemasaran ceruk
Pemasaran ceruk (marketing niche)
berfokus pada sub-group di dalam segmen-segmen. Suatu ceruk adalah suatu
grup yang didefiniskan dengan lebih sempit.
- Pemasaran mikro
Praktik penyesuaian produk dan
program pemasaran agar cocok dengan citarasa individu atau lokasi tertentu.
Termasuk dalam pemasaran mikro adalah pemasaran lokal dan pemasaran individu.
d.
Manfaat
Manfaat dari segmentasi pasar adalah:
- Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih kesempatan-kesempatan pemasaran.
- Penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon pemasaran yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara lebih tepat pada berbagai segmen.
- Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik pemasarannya
2. Eceran
Eceran atau disebut pula ritel (bahasa Inggris: retail) adalah salah satu cara pemasaran produk
meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang secara langsung ke konsumen akhir
untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Organisasi ataupun seseorang yang menjalankan bisnis ini disebut pula
sebagai pengecer. Pada prakteknya pengecer melakukan pembelian barang
ataupun produk dalam jumlah besar dari produsen, ataupun pengimport baik secara
langsung ataupun melalui grosir, untuk kemudian dijual kembali dalam jumlah kecil.
Jenis penjual eceran
- Produk makanan.
- Peranti keras - perabot rumah tangga, elektronik konsumen, mebel (furnitur), dan alat olahraga.
- Peranti biasa atau peranti konsumsi - pakaian dan barang tenunan lainnya.
3. Logistik
a. Pengertian
Logistik
merupakan seni
dan ilmu,
barang,
energi,
informasi,
dan sumber daya
lainnya, seperti produk,
jasa, dan manusia,
dari sumber produksi ke pasar dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan modal . Manufaktur dan
marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik. Logistik juga mencakup
integrasi informasi, transportasi, inventori, pergudangan,
reverse logistics dan
pemaketan.
Berdasarkan
pengertian di atas, maka misi logistik adalah "mendapatkan barang yang
tepat, pada waktu yang tepat, dengan jumlah yang tepat, kondisi yang tepat,
dengan biaya
yang terjangkau, dengan tetap memberikan kontribusi profit bagi penyedia jasa
logistik"
Karenanya,
logistik selalu berkutat dalam menemukan keseimbangan untuk 2 hal yang amatlah
sulit untuk disinergikan, yaitu menekan biaya serendah-rendahnya tetapi tetap
menjaga tingkat kualitas jasa dan kepuasan konsumen. Dalam dunia bisnis yang
selalu berubah, manajemen logistik yang baik merupakan sebuah keharusan.
b. Asal-usul
Kata
logistik berasal dari bahasa Yunani logos (λόγος) yang berarti
“rasio, kata, kalkulasi, alasan, pembicaraan, orasi”. Kata logistik
memiliki asal kata dari Bahasa Perancis loger yaitu untuk menginapkan
atau menyediakan. Kegunaan asalnya untuk menjelaskan ilmu dari pergerakan,
suplai & perawatan dari pasukan militer di lapangan. Nantinya digunakan
untuk mendeskripsikan manajemen arus barang di sebuah organisasi, dari barang
mentah menjadi barang jadi.
Logistik
adalah konsep yang dianggap berevolusi dari kebutuhan pihak militer
untuk memenuhi persediaan mereka ketika mereka beranjak ke medan perang dari
markas. Pada kekaisaran Yunani, Romawi dan Bizantium kuno, ada perwira militer dengan gelar ‘Logistikas’,
yang bertanggung jawab atas distribusi dan pendanaan persediaan perang.
Oxford English Dictionary
mendeskripsikan logistik sebagai "the branch of military science relating
to procuring, maintaining and transporting materiel,
personnel and facilities." Definisi lainya adalah "the time-related
positioning of resources." Maka dari itu, logistik biasanya dilihat
sebagai cabang umum dari ilmu teknik yang membuat "sistem
manusia" bukan "sistem mesin".
c. Sejarah Logistik
Pentingnya Logistik
Selama
perang Troya
Yunani mengirimkan 1200 kapal ke Troya. Untuk perang ini, bangsa Yunani tidak
mampu membawa cukup makanan dan uang. Maka dari itu, mereka harus menanam
makanan di Troya dan terus menerus melakukan penyerbuan kecil untuk mecari
suplai. Karena masalah logistik ini, mereka tidak bisa melancarkan serangan
yang menentukan dan signifikan untuk mengakhiri perlawanan bangsa Troya. Perang
ini berlangsung selama sepuluh tahun. Sejarawan Yunani Thucydides
(460-400 SM) menjelaskan isu ini dan menekankan pentingnya keberadaan atau
ketiadaan logistik dalam peperangan [1]
Akan
tetapi ada juga bukti-bukti yang menyatakan bahwa bangsa Yunani kala itu telah
mengerti pentingnya logistik. Di antara kalimat2 dalam epik karangan Homer ialah
mengenai perisai baru milik Achilles. Pada pahatanya dijelaskan tentang kota Troya yang di
kepuung, tetapi bukanya menyerang kamp-kamp milik bangsa Yunani, para pasukan
Troya malah menyerang domba-domba milik bangsa Yunani, dan ini melambatkan laju
pasukan Yunani. Bukan hanya orang Troya, pasukan Yunani juga dengan segala daya
upaya berusaha menyelamatkan domba mereka mengingat betapa pentingya pasokan
pangan bagi kelanjutan pengepungan mereka atas kota Troya.
Salah
satu kampanye perang pertama di masa kuno ialah Perang Persia.
Raja Persia Xerxes I
pergi bertempur pada tahun 480 SM dengan membawa sekitar 100.000 pasukan bersamanya
menuju beberapa kota-kota di Yunani. Karena pasukan Persia yang begitu banyak,
pasokan logistik hanya bisa dilakukan melalui laut karena melalui jalan darat
terlalu susah pada masa itu. Maka dari itu, pasukan Xerxes maju bertempur
dengan dikawal oleh armada
kapal perang
dan kapal barang.
Setelah kalah di pertempuran Salamis sang raja harus mundur karena
dia mengkhawatirkan akan hilangnya koneksi antara rantai suplai dengan
pasukannya di depan.
Logistik militer
Dalam
ilmu militer, menjaga agar jalur suplai sambil mengganggu jalur musuh amatlah
krusial. Napoleon bahkan mengatakan logistik adalah faktor terpenting dalam strategi
militer, karena sebuah angkatan bersenjata tanpa sumber daya dan
transportasi itu tidak berdaya. Kekalahan Inggris di Perang Kemerdekaan Amerika dan kekalahan
Poros di medan Afrika Perang Dunia II semua disebabkan oleh kegagalan
logistik. Pemimpin bersejarah speerti Hannibal
Barca, Alexander the Great, dan Duke
Wellington dianggap sebagai jenius dalam logistik.
ILS
Integrated Logistics Support adalah disiplin yang digunakan oleh tentara/militer
untuk memastikan sistem pendukung yang kuat dengan layanan perbekalan (logistik)
konsep pemikirannya adalah biaya terendah dan sesuai dengan kebutuhan, handal,
persediaan yang mencukupi, maintainability dan lain-lain sebagai persyaratan
yang ditetapkan untuk itu.
Dalam
logistik
militer, perwira logistik mengatur
bagaimana dan kapan memindahkan sumber daya ke tempat dimana mereka dibutuhkan.
Manajemen rantai suplai di logistik militer biasanya bersinggungan dengan
variabel-variabel tertentu untuk memprediksi biaya, penurunan kualitas, konsumsi
dan permintaan masa depan. Pengelompokan kategori AD AS yaitu klasifikasi suplai
dikembangkan sedemikian rupa sehingga suplai dengan kategori konsumsi yang
mirip dikelompokan menjadi grup-grup tersendiri untuk kegunaan perencanaan
lebih lanjut. Contohnya, konsumsi pada masa damai untuk amunisi dan bahan bakar
akan lebih sedikit dibandingkan pada masa peperangan, dimana suplai lainya
seperti makanan dan baju memiliki rasio konsumsi yang konstan tanpa
menghiraukan perang maupun damai. Pasukan akan selalu membutuhkan seragam dan
makanan, lebih banyak pasukan berarti kebutuhan makanan dan seragam akan lebih
banyak.
d. Manajemen logistik
Manajemen logistik merupakan bagian dari proses
supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan
keefisienan dan keefektifan penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan
informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik
konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan
para pelanggan.
4. Strategi pemasaran
Strategi pemasaran merupakan hal yang
sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara
mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat
Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan
bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.”[1] Sehingga dalam menjalankan usaha
kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya.
Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan
pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran menurut W. Y. Stanton
pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan
tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual
maupun potensial.[2] Berdasarkan definisi di atas,
proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang
akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :
- Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
- Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
- Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
Pada umumnya kegiatan pemasaran
berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
- Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
- Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan untuk pemasaran : Dari sudut pandang penjual :
- Tempat yang strategis (place),
- Produk yang bermutu (product),
- Harga yang kompetitif (price), dan
- Promosi yang gencar (promotion).
Dari sudut pandang konsumen :
- Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
- Biaya konsumen (cost to the customer),
- Kenyamanan (convenience), dan
- Komunikasi (comunication).
Dari apa yang sudah dibahas di atas
ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa pembuatan produk atau jasa yang
diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan operasional maupun
perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya
koordinasi yang baik dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian
pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan
kegiatan pemasaran
5. Rujukan
- Dharmmesta, B.S. & Handoko, H.(1982), Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen. Yogyakarta: PBFE Universitas Gadjah Mada.
- Ferrel, O.C, Hirt, G. & Ferrel, L.(2008). Business: A Changing World. New York: McGraw-Hill Book Company.
- Kotler, P.(1980), Marketing Management: Analysis, Planning, and Control. 4th Ed. London: Prentice-Hall, Inc.
- Stanton, W.J.(1978), Fundamentals of Marketing, 5th Ed. Tokyo: Kogakusha, McGraw-Hill Book Company.
6.
Kesimpulan
Pemasaran adalah proses penyusunan
komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi
mengenai barang
atau jasa
dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Pemasaran
dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi
keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi
kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan
terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga
ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah
dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan
kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa
Proses
dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep
pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price),
pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang
bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini
sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan
pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama
pihak konsumen yang dituju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar